Lebak, 19 Desember 2024 | Jeki Riswandi, seorang karyawan yang merasa menjadi korban arogansi pejabat Dinas Koperasi (Dinkop), berencana melaporkan tindakan tidak menyenangkan yang dialaminya kepada aparat penegak hukum. Insiden ini terjadi pada Kamis, 12 Desember 2024, ketika Jeki datang ke kantor Dinkop untuk memberikan klarifikasi dan permohonan maaf terkait tudingan merusak kantor saat acara Grand Final Duta Koperasi (Harkopnas).
Kronologi Kejadian
Jeki Riswandi datang ke kantor Dinkop dengan niat baik untuk menyelesaikan masalah dan meminta maaf. Namun, bukannya mendapatkan sambutan yang baik, Jeki justru mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Ia diintimidasi dan dimaki-maki di depan umum oleh seorang oknum Sekretaris Dinas (Sekdis) di hadapan rekan-rekan stafnya. Bahkan, Kepala Seksi (Kasi) Dinkop turut mengeluarkan kata-kata kasar dengan mengatakan, “Hayu kamu mau diselesaikan secara laki-laki atau mau gimana,” sambil menjambak pipi kanan dan kiri Jeki.
Reaksi Ormas Badak Banten
Insiden ini mendapat sorotan dari Sekretaris Jenderal Ormas Badak Banten, H. Rukmanul Hatta. Ia sangat menyayangkan tindakan arogansi yang dilakukan oleh Sekdis dan Kasi Dinkop. Menurutnya, pejabat seharusnya memiliki etika yang baik dan menjadi contoh yang patut diteladani.
“Sebesar apapun kesalahan, seharusnya mereka lebih bijak dalam menyelesaikannya, bukan malah main kasar seperti ini,” ujar Rukmanul Hatta.
Rukmanul Hatta juga menekankan pentingnya berbicara dengan baik dan menegur secara pribadi, bukan di depan umum, karena hal tersebut dapat merugikan moral seseorang. Ia mendesak Pj Bupati Lebak untuk segera mencopot jabatan Sekdis dan Kasi Dinkop sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakan mereka.
Tanggapan Pihak Dinkop
Saat dikonfirmasi oleh awak media melalui WhatsApp, Sekdis Dinkop menjawab, “Besok siang aja kita ngobrol, kang. Saya sedang ada tahlil, maaf. Nanti saya hubungi setelah saya rapat di Setda.”
Sementara itu, Kasi Dinkop menanggapi dengan mengatakan, “Siap. Baiknya kita ketemu langsung ya untuk ngobrol perihal ini. Besok siang ketemu.”
Kasus ini menjadi perhatian publik dan diharapkan dapat diselesaikan dengan bijak oleh pihak terkait. Tindakan arogansi dan intimidasi oleh pejabat publik tidak hanya merugikan individu yang bersangkutan, tetapi juga mencoreng citra institusi yang seharusnya melindungi dan membina masyarakat.
