Scroll untuk baca artikel
https://www.effectiveratecpm.com/zq4s6cex?key=1e1190f2e60de2e28cae5a341d9fb94d
Nasional

Rupiah Melemah Tipis, Dipengaruhi Ketegangan Dagang AS-Uni Eropa dan Spekulasi Suku Bunga The Fed

73
×

Rupiah Melemah Tipis, Dipengaruhi Ketegangan Dagang AS-Uni Eropa dan Spekulasi Suku Bunga The Fed

Sebarkan artikel ini
White-Blue-Professional-Website-Developer-Linked-In-Banner

Jakarta, 22 Juli 2025 | Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis pada perdagangan Selasa (22/7/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah turun 0,02 persen atau tiga poin ke level Rp16.319 per dolar AS.

Pelemahan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS yang didorong oleh perkembangan geopolitik dan kebijakan ekonomi di negara tersebut. Salah satu faktor utamanya adalah sengketa tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang kembali memanas.

Red-and-Black-Bold-Minimalist-News-Update-Instagram-Reels-Video

“Perundingan tarif antara AS dan Uni Eropa gagal mencapai kemajuan,” ujar analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi. Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengancam tetap mengenakan tarif sebesar 30 persen terhadap produk-produk dari Uni Eropa. Sebagai respons, negara-negara di Benua Biru juga bersiap mengenakan tarif balasan terhadap AS.

Selain isu tarif, pasar global juga sedang menyoroti kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Juli 2025. Spekulasi ini semakin menguat setelah munculnya probabilitas sebesar 97 persen bahwa bank sentral AS tersebut akan menahan suku bunga acuannya.

Namun, ketidakpastian pasar turut diperparah oleh kondisi politik di AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, tengah menghadapi tekanan politik setelah anggota DPR AS, Anna Paulina, melaporkannya ke Departemen Kehakiman atas dugaan pemalsuan informasi terkait renovasi kantor The Fed senilai USD2,5 miliar. Kasus ini menambah kekhawatiran investor terhadap stabilitas kebijakan moneter AS.

Di sisi lain, kondisi ekonomi global juga menjadi sorotan para pelaku pasar. Ibrahim menilai, ketidakpastian akan terus berlanjut hingga 2026, baik dari faktor eksternal maupun internal. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) disebut sangat berhati-hati dalam membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan, yang diperkirakan berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.

“Perlambatan ekonomi di negara mitra dagang seperti AS dan Tiongkok bisa mengganggu kinerja ekspor nasional,” tambah Ibrahim.

Black-Red-Modern-Breaking-News-Video

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole