Leuwidamar-Lebak | Suasana haru dan penuh kebersamaan menyelimuti Alun-Alun Kampung Bantarnaga, Desa Cisimeut (Induk), Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Minggu (13/7/2025).
Ratusan warga dari lima desa memadati lokasi untuk mengikuti Deklarasi Akbar Paguyuban Cisimeut Bersatu, sebuah momentum yang menandai kembalinya semangat persatuan yang telah lama dirindukan masyarakat setempat.
Acara ini menjadi penanda sejarah penting bagi lima desa yang dahulu merupakan satu wilayah adat: Cisimeut, Cisimeut Raya, Nayagati, Margawangi, dan Sangkanwangi. Kini, melalui paguyuban ini, kelimanya kembali bersatu dalam visi bersama membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial.
Salah satu agenda yang paling menyentuh dalam deklarasi ini adalah pemberian santunan kepada puluhan anak yatim piatu dari kelima desa. Bantuan diserahkan langsung oleh panitia dan para donatur sebagai simbol nyata kepedulian terhadap sesama.
“Lima desa ini dulunya satu. Kini kita mungkin berbeda nama, tapi darah dan tanah kita tetap sama,” ujar Agus Bastian, Ketua Umum Paguyuban Cisimeut Bersatu, dalam pidatonya. Ia menekankan bahwa paguyuban lahir dari kerinduan masyarakat akan kebersamaan dan tekad untuk menjaga warisan nilai leluhur.
Agus juga menyebut nama almarhum Jaro Karis, tokoh pemersatu Cisimeut di masa lalu, sebagai inspirasi utama terbentuknya paguyuban.
“Santunan yatim bukan sekadar bantuan, tapi pernyataan bahwa kita siap membangun masyarakat yang tidak membiarkan ada yang tertinggal,” tambahnya.
Camat Leuwidamar yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas terbentuknya Paguyuban Cisimeut Bersatu. Ia menilai deklarasi ini sebagai bentuk kedewasaan sosial dan budaya masyarakat, serta menjadi contoh baik bagi wilayah lain.
“Di saat banyak masyarakat terbelah karena urusan politik, warga eks-Cisimeut justru memilih jalan persaudaraan. Ini kekuatan yang luar biasa,” ujarnya tegas.
Selain camat, acara juga dihadiri para Kepala Desa se-Kecamatan Leuwidamar, Kapolsek, anggota Koramil, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, serta tamu undangan lainnya.
Deklarasi ditandai dengan pembacaan naskah bersama oleh perwakilan lima desa, dilanjutkan dengan doa lintas agama dan penampilan seni tradisional sebagai bentuk penghormatan terhadap akar budaya leluhur.
Dengan mengusung tema “Satu Rasa, Satu Suara, Satu Tujuan,” Paguyuban Cisimeut Bersatu diharapkan menjadi wadah pemersatu yang tidak hanya menjaga warisan nilai-nilai lokal, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas generasi untuk kemajuan wilayah.
Deklarasi ini sekaligus menjadi simbol bahwa di tengah perubahan zaman, nilai persatuan, gotong royong, dan kepedulian sosial tetap menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat yang kuat dan harmonis.