Lebak, Banten – Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengeluarkan peringatan kepada nelayan tradisional untuk mewaspadai gelombang tinggi mencapai 4 meter di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia. Peringatan ini dikeluarkan guna menghindari kecelakaan laut yang dapat mengancam keselamatan nelayan.
“Kami sudah sampaikan peringatan tinggi gelombang 4 meter kepada nelayan tradisional agar mewaspadainya,” kata Rizal Ardiansyah, Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, di Rangkasbitung, Minggu.
Gelombang setinggi 4 meter dapat mengancam keselamatan nelayan tradisional yang umumnya menggunakan perahu kecil dengan mesin motor tempel. Perahu-perahu ini, dengan panjang sekitar 2,5 meter dan lebar 1,2 meter, tidak tahan diterjang gelombang tinggi dan angin kencang berkecepatan 25 knot yang bergerak dari arah timur ke tenggara.
“Kami berharap kepada nelayan jika melaut sebaiknya menggunakan alat keselamatan di antaranya pakaian pelampung,” tambah Rizal.
Cuaca di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tinggi gelombang berkisar antara 2,5 meter hingga 4 meter. Kondisi ini membuat sekitar 3.600 nelayan di pesisir selatan Kabupaten Lebak, dari Pantai Binuangeun hingga Sawarna, harus tetap waspada.
Saat ini, hanya sekitar 10 persen dari total nelayan yang melaut karena kondisi gelombang tinggi. Pemerintah Kabupaten Lebak telah menyampaikan surat peringatan dini ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) untuk menghindari kecelakaan laut.
Sejumlah nelayan di TPI Tanjung Panto mengaku tidak melaut sejak dua pekan terakhir karena gelombang tinggi dan cuaca buruk. “Kami bersama nelayan di sini lebih baik tidak melaut akibat cuaca buruk itu,” kata Ujang (45), seorang nelayan di TPI Tanjung Panto.
Semoga artikel ini sesuai dengan yang Anda inginkan! Jika ada yang perlu ditambahkan atau diubah, silakan beri tahu saya.