Lebak, Banten – Lembaga pemangku kepentingan di tuntut untuk menyelidiki kasus dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Lebak, khususnya di MTS Miftahul Falah yang berlokasi di Desa Jagaraksa, Kecamatan Muncang, Kampung Cikadu, Lebak, Banten.
Menurut pantauan awak media, terdapat indikasi kuat bahwa MTS Miftahul Falah tidak transparan dalam pengelolaan dana BOS.
Data yang diperoleh tim investigasi menunjukkan beberapa kejanggalan yang mencolok. Misalnya, jumlah siswa laki-laki tercatat sebanyak 52 orang dan siswa perempuan 48 orang, dengan operator sekolah bernama Muslim. Namun, nama kepala sekolah tidak tercantum dalam data tersebut.
Lebih lanjut, data sekolah menunjukkan beberapa poin yang patut dipertanyakan, seperti luas tanah yang tercatat hanya 0 m², jumlah rombongan belajar 0, ruang kelas 0, ruang laboratorium 0, ruang perpustakaan 0, dan fasilitas sanitasi siswa 0. Selain itu, informasi mengenai daya listrik, sumber listrik, dan akses internet juga tidak tercantum.
Bahkan kejanggalan lain pun ditemukan,antara lain dalam dugaan sementara sekolah swasta tersebut belum memilik perlengkapan legalitas dan hanya memiliki akta pendirian.
Dugaan tersebut muncul setelah tim melakukan cek dihalaman kendikbud dan data pendidikan sekolah dasar dan menengah kementrian agama.
Kejanggalan-kejanggalan ini menimbulkan dugaan kuat adanya manipulasi data yang perlu dikroscek lebih lanjut oleh Kementerian Agama Kabupaten Lebak.
Kepala sekolah MTS Miftahul Falah diharapkan segera dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban atas dugaan tindak pidana manipulasi data tersebut.
Menurut keterangan beberapa warga, kepala sekolah yang berinisial E telah lama menjadi buah bibir di lingkungan sekitar. Meskipun hanya menjabat sebagai kepala sekolah MTS, gaya hidupnya terkesan berlebihan dengan memiliki rumah mewah dan banyak kendaraan.
Maka dari itu,pihak yang memiliki kepentingan, diminta untuk menyelidiki kasus ini. Beberapa lembaga masyarakat, E diharapkan hadir dalam acara audiensi di Kementerian Agama Kabupaten Lebak agar semua bantuan yang masuk ke sekolah tepat sasaran.
King Naga, seorang tokoh masyarakat, dalam waktu dekat akan mengirim surat terbuka kepada Kementerian Agama Kabupaten Lebak untuk memanggil seluruh MTS di Lebak, Banten.
Ia menduga kuat bahwa banyak bantuan dari pemerintah, baik itu dana BOS maupun Program Indonesia Pintar (PIP), disalahgunakan dan tidak sampai ke tangan siswa yang berhak.
Saat dikonfirmasi, kepala sekolah MTS Miftahul Falah memberikan jawaban singkat kepada awak media, “Oh iya Bang, nanti saya baca lebih jelas. Sekarang saya sedang di RS Aji Darmo menjenguk saudara. Nanti saya baca ya, Abangku,” ujarnya terkesan berdalih. Ia juga menambahkan bahwa baterai ponselnya hampir habis.
Kemudian, kepala sekolah menjawab, “Mohon maaf ya, saya lambat respon baru datang dan baru selesai mengajar ngaji, Bang. Saya boleh tanya, Abang dapat ini dari link Profil MTS ini dari mana? Mohon konfirmasi ke saya. Oh ini dapodik, Bang, makanya pada kosong. Karena kalau lembaga MTS linknya bukan ke dapodik melainkan ke Emis, Bang,” tambahnya.
Patut di ingat bahawa menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Reguler: Peraturan ini memberikan panduan teknis mengenai pengelolaan dana BOS di sekolah-sekolah.
Dengan adanya dugaan penyalahgunaan dana BOS di MTS Miftahul Falah, diharapkan pihak berwenang dapat segera mengambil tindakan tegas untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan di Kabupaten Lebak.
