Serang-Pemuda asal Kota Tangerang Selatan Muhammad Ihsan Fawzi membuat sebuah aplikasi yang diberi nama Digiyok. Aplikais ini dibuat bermula dari curhatan seorang kepala sekolah yang merasa kesulitan dalam pengelolaan nilai siswa yang ribet dan kurangnya transparansi.
“Awalnya top management di sekolah curhat, bahwa pihaknya sering merasa tidak memiliki kendali yang jelas, sehingga sulit memantau dan mengontrol gerak operasional sekolah. Ketika diminta data, seringkali data tersebut baru bisa diberikan setelah seminggu atau dua minggu kemudian, menyebabkan adanya delay yang signifikan. Untuk mengatasi hal tersebut maka muncullah ide aplikasi Digiyok ini,” kata Ihsan dalam dialog bersama RRI Banten.
Ihsan mengatakan bahwa aplikasi ini dirancang untuk memudahkan pengelolaan nilai siswa, memberikan transparansi penggunaan anggaran, serta memantau progres studi siswa dengan lebih efisien.
Ihsan mengungkapkan bahwa aplikasi ini berbasis web, sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun melalui smartphone yang memiliki browser. Hal ini untuk mengatasi kendala infrastruktur dan keterbatasan memori yang mungkin dihadapi oleh pengguna jika menggunakan aplikasi berbasis mobile.
“Riset dan development dilakukan dari tahun 2021, dan baru menemukan aplikasi fix-nya itu di 2023,” kata Ihsan.
Terkait dengan pembiayaan, Ihsan mengaku pengembangan aplikasi ini sebagian besar didukung oleh cross funding dari klien yang menggunakan layanan ini. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan dukungan dari investor.
Sampai saat ini Aplikasi Digiyok sudah digunakan oleh lebih dari 50 lembaga, baik sekolah maupun perusahaan, yang sebagian besar berada di Tangerang Selatan dan beberapa daerah lain di Provinsi Banten.