Serang, 17 Oktober 2024 – Pokja Wartawan Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata (Ekbispar) Provinsi Banten kembali menggelar agenda tahunan Economic Outlook 2025. Acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi ekonomi di Provinsi Banten pada tahun 2025, dengan menghadirkan para pembicara yang ahli di bidangnya.
Ketua Pokja Ekbispar Provinsi Banten, Susi Kurniawati, menyatakan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2020 dan menjadi agenda penting untuk mengukur perekonomian selama satu tahun berjalan serta proyeksi di tahun 2025.
“Alhamdulillah kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2020, dan ini merupakan salah satu agenda penting untuk mengukur perekonomian selama satu tahun berjalan dan proyeksi di tahun 2025, ada sektor apa saja yang akan mendorong perekonomian di momen berikutnya,” ujar Susi dalam sambutannya di Hotel Aston Serang dan Convention Center, Jumat (17/10/2024).
Narasumber dan Pembahasan Utama
Beberapa narasumber yang hadir dalam acara tersebut antara lain:
Ameriza Ma’aruf Moesa: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) BI Provinsi Banten
Roberto Akyuwen: Kepala Kantor OJK Jabodebek dan Provinsi Banten
Zaenal Mutaqim: Kepala Bidang Perencanaan, Data, dan Sistem Informasi Pembangunan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten.
Dalam paparannya, Zaenal Mutaqin menyampaikan bahwa perekonomian Banten menunjukkan tren positif dalam dua dekade terakhir.
Hal ini terlihat dari peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten dari Rp107 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp814 triliun pada tahun 2023.
“Ini menunjukkan bahwa perekonomian Banten mengalami peningkatan hampir lima kali lipat. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun drastis dari 15,70 persen pada tahun 2007 menjadi 7,22 persen pada tahun 2023,” jelas Zaenal.
Struktur Ekonomi dan Tantangan Global
Zaenal juga menjelaskan bahwa struktuperekonomian Banten masih didominasi oleh kapital industri, yang menyumbang sekitar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Kapital industri pasar tenaga kerja berkontribusi sekitar Rp200-300 triliun dari PDRB sekarang sebesar Rp860 triliun, sementara kontribusi pemerintah provinsi masih di bawah 10 persen atau hanya Rp80 triliun,” tambahnya.
Namun, kondisi global yang sulit diprediksi
menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Industri tekstil dan alas kaki, serta besi baja, mengalami tekanan akibat dumping baja murah dari Cina dan hambatan ekspansi petrokimia.
“Termasuk besi baja juga mengalami tekananan dumping masuk baja-baja murah dari Cina dan termasuk ekspansi petrokimia yang saat ini terhambat,” kata Zaenal.
Inovasi dan Pengembangan Transportasi Elektrik
Selain itu, dalam rangkaian agenda Economic Outlook 2025, juga dibahas perkembangan transportasi elektrik oleh PT Mitra Sendang Kemakmuran (MSK) atau Honda Banten. Mereka memaparkan inovasi terbaru dalam transportasi elektrik yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Banten di masa depan.
Pentingnya Penghematan di Hari Tua
Bank BJB juga turut serta dalam acara ini dengan menjelaskan pentingnya penghematan di hari tua melalui program BJB Siap. Program ini dirancang untuk membantu masyarakat mempersiapkan dana pensiun dengan berbagai fitur unggulan dan transparansi pengelolaan dana.
Dengan adanya acara Economic Outlook 2025 ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai potensi dan tantangan ekonomi di Provinsi Banten, serta strategi yang dapat diterapkan untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.