Scroll untuk baca artikel
Journal-Media-nes
https://www.effectiveratecpm.com/zq4s6cex?key=1e1190f2e60de2e28cae5a341d9fb94d
Keamanan-Cyber

Pendidikan

Integrasi Bahasa Daerah dalam Kurikulum Sekolah: Upaya Pelestarian Budaya Lokal

155
×

Integrasi Bahasa Daerah dalam Kurikulum Sekolah: Upaya Pelestarian Budaya Lokal

Sebarkan artikel ini

Banten, 30 Juli 2024 – Kepala Kantor Bahasa Banten, Asep Juanda, menyoroti pentingnya integrasi bahasa daerah dalam kurikulum sekolah sebagai langkah strategis untuk melestarikan budaya dan identitas lokal. Dalam Dialog Budaya dan Seni Tradisional yang diselenggarakan oleh RRI, Asep Juanda menekankan bahwa pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah adalah upaya krusial untuk menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya daerah.

“Revitalisasi bahasa daerah adalah sebuah tantangan besar, namun sangat diperlukan. Di beberapa negara, bahasa yang hampir punah berhasil dihidupkan kembali meskipun upayanya sangat berat,” ujar Asep Juanda. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa daerah kita juga masih bisa diselamatkan dengan usaha yang tepat.

Red-and-Black-Bold-Minimalist-News-Update-Instagram-Reels-Video

Menurut data tahun 2019, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah, termasuk lima bahasa daerah di Provinsi Banten: Jawa Serang, Sunda Banten, Melayu Betawi, Cina Benteng, dan Lampung Cikoneng. Asep Juanda menyebutkan bahwa upaya revitalisasi ini harus dimulai dari bahasa yang hampir punah dan beralih ke konservasi jika revitalisasi dianggap terlalu berat. “Vitalitas dan konservasi adalah langkah-langkah awal yang perlu dilakukan sebelum memasukkan bahasa tersebut ke dalam kurikulum sekolah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Asep Juanda menekankan pentingnya kerjasama antara sekolah, masyarakat, dan keluarga dalam menjaga kelestarian bahasa daerah. “Ki Hajar Dewantara menyebut bahwa pendidikan pusat ada tiga: sekolah, masyarakat, dan keluarga. Namun, seringkali kita hanya berfokus pada sekolah. Padahal, kolaborasi ketiga elemen ini sangat penting untuk keberhasilan revitalisasi bahasa daerah,” kata Asep.

Di Provinsi Banten, beberapa kabupaten dan kota seperti Serang, Pandeglang, dan Lebak sudah mulai mengajarkan bahasa daerah di sekolah. Namun, kota seperti Tangerang dan Tangerang Selatan masih belum memulainya. Asep Juanda berharap dengan adanya sosialisasi yang lebih intensif dan dukungan dari pemerintah daerah, semua sekolah di Banten bisa memasukkan bahasa daerah dalam kurikulum mereka.

Baca Juga  Pendidikan Al-Kautsar Membangun Generasi Beriman Bertakwa dan Menguasai Teknologi

Kantor Bahasa Banten akan terus mendorong dan memfasilitasi upaya ini agar bahasa daerah tetap hidup dan berkembang di tengah globalisasi. “Pendidikan bahasa daerah tidak hanya penting untuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana pewarisan nilai-nilai lokal kepada generasi muda,” ujar Asep Juanda.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan bahasa daerah di Banten dapat terus hidup dan berkembang, menjadi bagian integral dari identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.

Konten-Facebook-Berita-Umum-Kutipan-Merah-Putih-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole