Jakarta,|Journalmedianews– Posisi hilal atau bulan sabit baru saat magrib di akhir Ramadhan, pada Selasa, 9 April 2024, diperkirakan sudah cukup tinggi di wilayah Indonesia. Profesor riset astronomi dan astrofisika dari Badan Riset Inovasi Nasional ( BRIN ), Thomas Djamaluddin, mencontohkan tinggi bulan pada saat magrib di Jakarta sudah lebih dari enam derajat. “Harapannya cahaya senja sudah lebih redup pada posisi hilal,” kata Thomas pada Ahad 7 April 2024.
Tinggi hilal enam derajat itu melampaui ktiteria yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura ( MABIMS ), yaitu minimal tiga derajat. Adapun perpanjangan bulan atau jarak pisah dengan matahari juga sudah cukup besar yaitu lebih delapan derajat, melebihi kriteria MABIMS yang minimal 6,4 derajat.
Harapannya, hilal sudah cukup tebal untuk bisa diamati pada 9 April mendatang. “Walau tentu saja tetap sulit karena masih sangat tipis,” kata Thomas.
Penentuan awal puasa tahun ini kembali terjadi perbedaan, yakni selisih antara sehari yang diputuskan oleh ormas Islam Muhammadiyah dan pemerintah. Kalau Syawal insya Allah seragam tanggal 10 April 2024, kata Thomas. Dengan begitu maka akan ada umat Islam di Indonesia yang berpuasa selama 29 dan 30 hari.
Sebelumnya diberitakan, sidang isbat penetapan 1 Syawal 1445 Hijriah yang juga menjadi penentu hari raya Idul Fitri atau Lebaran 2024 akan digelar pada Selasa, 9 April 2024. Sidang itu bertepatan dengan hari ke-29 Ramadhan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama. Berdasarkan data hisab, ijtimak terjadi pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H / 9 April 2024 sekitar pukul 01.20 WIB.
Saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71′ (empat derajat 52,71 menit) sampai dengan 7° 37.84′ (tujuh derajat 37,84 menit). Adapun sudut elongasi 8° 23.68′ (delapan derajat 23,68 menit) hingga 10° 12.94′ (sepuluh derajat 12,94 menit). Berdasarkan kriteria MABIMS, menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, posisi hilal tersebut telah memenuhi kriteria visibilitas hilal, yaitu tinggi hilal minimal tiga derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.