BOGOR – Pemerintah pusat telah memberikan banyak bantuan keuangan untuk pembangunan infrastruktur kepada desa-desa di seluruh wilayah, termasuk yang terpencil. Namun, bantuan ini justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi.
Salah satu contohnya terjadi di Desa Pasirbuncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengaspalan jalan lingkungan yang menggunakan anggaran dana desa sebesar Rp. 35.650.000,00 seharusnya digunakan untuk pengaspalan jalan dengan volume panjang 230 meter dan lebar 1 meter. Namun, realisasinya tidak sesuai dengan spesifikasi.
Lebar jalan yang seharusnya 1 meter hanya direalisasikan 90 cm, bahkan ada beberapa bagian yang hanya berukuran 60 cm. Selain itu, ketebalan aspal yang tidak tertera dalam papan informasi, ketika diukur ternyata kurang dari 0,1 cm.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, sekretaris desa memberikan jawaban yang berbelit-belit dan sedikit mengancam, seolah-olah media yang mengonfirmasi mengada-ada keadaan di lokasi.
“Silakan saja kalau mau tulis berita, tapi kalau tidak sesuai fakta di lapangan, Anda tahu kan zaman sekarang seperti apa. Lokasi yang Anda sebutkan tidak sesuai dengan lokasi pengerjaan, makanya kalau konfirmasi itu yang jelas sesuai dengan faktanya,” ucapnya.
Pernyataan sekretaris desa ini sangat miris dan menimbulkan pertanyaan baru, karena alamat yang ditulis dalam berita sesuai dengan alamat yang tertera dalam papan informasi.
Hal ini semakin memperlihatkan bahwa anggaran pemerintah terkesan dijadikan permainan, bukan hanya soal teknis yang tidak sesuai spesifikasi, tetapi juga volume dalam papan informasi yang tidak tertera jelas. Kini, alamat yang tertera dalam papan informasi juga diduga tidak sesuai dengan lokasi realisasi.
Lebih parah lagi, pernyataan sekretaris desa yang berubah-ubah terkait volume. Awalnya ia mengatakan bahwa volume dalam papan informasi adalah 230 meter, namun realisasinya 250 meter, kemudian berubah lagi menjadi 200 meter.
“Kalau lokasi yang dimaksud itu hanya 200 meter, lokasi yang Anda foto bukan lokasi yang Anda sebutkan,” sambungnya.
Padahal jelas dalam foto, papan informasi terpasang di lokasi yang dimaksud dan alamat yang ditulis sesuai dengan yang ada di papan informasi.